Rabu, 28 Desember 2016

LAPORAN PRAKTIKUM 1

Identifikasi dan Klasifikasi Visual Obyek Liputan Lahan Pantai pada Citra Google Earth dengan Ketinggian Antara 750-1000 m da 4000-7500 m






Disusun oleh :
Nama : Nuning Khairunnisa
NIM : 230210140028









PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA

2016





Penginderaan jauh merupakan salah satu teknik interpretasi citra yang memiliki pengertian pengambilan atau pengukuran data / informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan studi. Terdapat empat komponen dasar dari sistem penginderaan jauh yaitu target, sumber energi, alur transmisi, dan sensor. Citra yang didapatkan nantinya akan diinterpretasi untuk menyajikan informasi mengenai target. Proses interpretasi biasanya berupa gabungan antara visual dan automatic dengan bantuan komputer dan perangkat lunak pengolah citra.
Penginderaan jauh banyak digunakan karena beberapa alasan yaitu (1). Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan : (a) wujud dan letak obyek yang mirip wujud dan letaknya di permukan bumi, (b) relatif lengkap, (c) meliputi daerah luas, (d) permanen; (2). Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop; (3). Karakteristik obyek yang tak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya; (4). Citra dapat dibuat ssecara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial; (5). Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana; (6). Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
Citra satelit yang didapatkan memiliki berbagai kegunaan misalnya untuk pemetaan tematik, kenampakan batuan yang berbeda dapat dilacak oleh satelit, untuk mengidentifikasi jenis hutan dan ladang berpindah, mengetahui kebocoran atau tumpahan minyak di laut, penentuan lokasi penangkapan ikan di laut, serta memberikan informasi yang akurat tentang kondisi wilayah, batas-batas teritorial, dan lain sebagainya. Penginderaan jauh maupun citra yang dihasilkan banyak sekali dimanfaatkn oleh berbagai bidang pekerjaan manusia, terutama  pada bidang militer. Oleh karena itu, ilmu mengenai penginderaan jauh, teknik interpretasi dan kegunaannya ini sangat penting untuk dipelajari.

1.2 Tujuan

            Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui penggunaan unsur dan teknik interpretasi
2.    Mengetahui kenampakan obyek
3.    Mengidentifikasi jenis dan macam obyek dengan teknik interpretasi citra visual
4.    Mampu membedakan kenampakan dan karakteristik masing-masing obyek yang tertera dalam citra (foto udara)
5.    Mengklasifikasi obyek sesuai kenampakan obyek berdasarkan karakteristik dan level ketinggian mata

Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek  dan menilai arti pentingnya obyek tesebut. Terdapat tiga rangkaian utama dalam interpretasi citra yaitu :
1.      Deteksi, merupakan pengamatan obyek pada citra yang bersifat global dengan melihat ciri khas obyek berdasarkan unsur rona atau warna.
2.      Identifikasi, merupakan upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi menggunakan keterangan yang cukup.
3.      Analisis, merupakan tahap pengumpulan keterangan lebih lanjut.

Terdapat dua metode untuk menginterpretasi citra, yaitu sebagai berikut :
a)      Interpretasi secara manual, yaitu pengenalan karakteristik obyek secara spasial berdasarkan pada unsur-unsur interpretasi citra penginderaan jauh.
b)      Interpretasi secara  digital, yaitu interpretai yang menggunakan bantuan hardware dan software komputer mulai dari koreksi citra, penajaman citra dan klasifikasi citra.

Unsur interpretasi citra memiliki sembilan komponen, yaitu :
1)      Rona dan warna
Estes et al dalam Sutanto (1994) menyatakan bahwa ada dua cara untuk mengukur warna yaitu dengan cara integral yang merupakan pengukuran warna gabungan yang dibuahkan oleh lapis-lapis zat  warna, tanpa memisahkan satu persatu, serta  dengan cara analitik yang merupakan pengukuran densiti pada tiap gelombang bagi tiap lapis zat warna. Salah satu faktor yang mempengaruhi warna adalah panjang gelombang sinar yang membentuk warna atau disebut hue, dan fakor lainnya adalah saturasi dan intensitas.

2)      Bentuk
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Terdapat dua istilah dalam bentuk yaitu shape yang merupakan bentuk luar atau bentuk umum dan form yang merupakan struktur yang bentuknya lebih rinci.
3)      Ukuran
Ukuran adalah atribut obyek berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume.
4)      Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.
5)      Pola
Pola atau susunan keruangan  merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.
6)      Bayangan
Bayangan bersifat menyembuyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap.
7)      Situs
Situs adalah letak suatu obyek terhadap obyek lainnya.
8)      Asosiasi
Asosiasi merupakan keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain. Karena adanya keterkaitan itulah maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain.
9)      Kovergensi bukti
Konvergensi bukti yaitu bukti-bukti yang mengarah pada satu titik simpul.

Teknik interpretasi citra diantaranya adalah seperti dibawah ini :
a)      Data acuan
Data lain masih diperlukan untuk lebih meyakinkan hasil interpretasi dan untuk menambah data yang diperlukan dan tidak diperoleh dari citra. Data acuan dapat berupa pustaka, pengukuran, analisis laboratorium, peta, kerja lapangan, foto tersetrial, maupun foto udara selain udara selain citra yang digunakan. Penggunaan data acuan akan meningkatkan ketelitian dan akurasi citra.
b)      Kunci interpretasi citra
Kunci interpretasi cira umumnya berupa poogan citra yang telah diinterpetasi set diyakinkan kbenarannya. Serta dibei keterangan meliputi jenis obyek yang digambarkan, unsur interpetasi , dan kterangan tentang ciitra menyyangkut jenis skala, waktu prekamana, dan lokasi citra.
c)      Penanganan data
Data dapat berupa kertas cetakan maupun transparansi. Dalam menangani data tersebut perlu berhati-hati agar tidak menimbulkan goresan pada citra.
d)        Pengamatan stereoskopik
Pengamatan stereoskopik pada citra yang bertampalan dapat menimbulkan gambaran tiga dimensi bagi jenis citra tertentu.
e)        Metode pengkajian
Terdapat dua metode pengkajian secara umum yaitu fishing expedition dimana dilakukan pengamatan terhadap seluruh obyek yang tergambar pada citra. Serta logical search dimana penafsir citra secara selektif hanya mengambil data yang relevan terhadap tujuan interpretasinya.
f)         Konsep multi
Terdapat enam cara perolehan dan analisis data yaitu mutispektral, multitingkat, multitemporal, multiarah,  multipolarisasi dan multidisiplin.


BAB III


Alat yang digunakan yaitu seperangkat komputer yang berisi software Google Earth dan Microsoft Office.
Bahan yang digunakan adalah foto citra satelit berbagai jenis dan skala, serta transparansi.
Gambar 1 Citra visual google earth ketinggian mata 840 m
Sumber : Google Earth

Gambar 2 Citra visual google earth ketinggian mata 840 m berkomposit
Sumber : Google Earth
Gambar 3 Citra visual google earth ketinggian mata 4000 m
Sumber : Google Earth

Gambar 4 Citra visual google earth ketinggian mata 4000 m berkomposit
Sumber : Google Earth
3.2 Langkah Kerja

1.      Akurasi data
2.      Interpretasi data
3.      Kesimpulan




Table 1. Unsur interpretasi dalam citra ketinggian mata 840 m

No.

Rona

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Identifikai Obyek

1.

Gelap pada perairan

Memanjang, terdapat seperti dermaga kapal

Luas

Cukup halus

Tertata

Terdapat bayangan dari pemecah ombak

Terletak di tepi pantai

Terdapat kapal-kapal yang bersandar

Pelabuhan

2.

Berwarna hijau gelap

Padat

Kecil 

Kasar

Tidak teratur

Terdapat bayangan tinggi pohon

Terletak di tepi pantai

Berada di bagian depan tambak

Hutan mangrove

3.

Gelap

Kotak-kotak

Luas

Halus

Teratur

Tidak terdapat bayangan

Terletak di dekat tepi pantai

Berada dekat hutan mangrove

Tambak

4.

Gelap

Memanjang

Kecil

Halus

Memanjang

Tidak terdapat bayangan

Terletak di antara pabrik dan tambak

Berada dekat pabrik

Jalan

5.

Terang

Memanjang

Luas

Cukup halus

Tak beraturan

Terdapat bayangan atap rumah

Terletak di area datar

Berada dekat tambak

Pemukiman

 Table 2 Unsur interpretasi dalam citra ketinggian mata 4000 m

No.

Rona

Bentuk

Ukuran

Tekstur

Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Identifikasi Obyek

1.

Gelap pada perairan

Memanjang, terdapat seperti dermaga kapal

Luas

Cukup halus

Tertata

Terdapat bayngan dari pemecah ombak

Terletak di tepi pantai

Terdapat kapal-kapal yang bersandar

Pelabuhan

2.

Warna hijau gelap

Padat  

Kecil 

Kasar

Tidak teratur

Terdapat bayangan tinggi pohon

Terletak di tepi pantai

Berada di bagian depan tambak

Hutan mangrove

3.

Gelap

Kotak-kotak

Luas

Halus

Teratur

Tidak terdapat bayangan

Terletak di dekat tepi pantai

Berada dekat hutan mangrove

Tambak

4.

Gelap

Memanjang

Kecil

Halus

Memanjang

Tidak terdapat bayangan

Terletak di antara pabrik an tambak

Berada dekat pabrik

Jalan

5.

Terang

Memanjang

Luas

Cukup halus

Tak beraturan

Terdapat bayangan atap rumah

Terletak di area datar

Berada dekat tambak

Pemukiman

6.

Berwarna hijau

Memanjang

Luas

Halus

Beraturan

Tidak terdapat bayangan

Terletak di area datar

Dekat pemukiman

Persawahan

7.

Gelap

Memanjang dan berliku

Panjang

Halus

Tak beraturan

Tidak terdapat bayangan

Bermuara ke laut

Diantara pemukiman

Sungai

8.

Gelap

Memanjang 

Panjang

Kasar

Bercabang

Tidak ada bayangan

Terdapat bangunan seperti stasiun

Diantara pemukiman

Rel kereta api

9.

Gelap

Memanjang

Luas

Halus

Tak beraturan

Tidak ada bayangan

Berhadapan dengan laut

Berada di tepi pantai

Muara

Daerah yang diambil dari citra google earth pada praktikum kali ini adalah daerah Cirebon. Berdasarkan pada citra yang berkala besar atau memiliki ketinggian mata 840 meter, terdapat beberapa obyek yang dapat diinterpretasi. Obyek-obyek tersebut diantaranya pemukiman, pelabuhan, jalan, tambak, hutan mangrove dan areal pabrik. Obyek citra dapat diidentifikasi berdasarkan pada sembilan unsur interpretasi citra yang telah dipelajari.    Masing-masing obyek yang teridentifikasi telah dijabarkan unsur interpretasinya pada tabel diatas.
Unsur dan teknik interpretasi berguna untuk mempermudah pengguna dalam mengidentifikasi obyek-obyek yang terdapat pada citra. Dengan adanya penjabaran mengenai sembilan unsur interpretasi citra menurut Sutanto (1994), pengguna dapat lebih mudah menginterpretasi citra sesuai kebutuhannya. Begitu pula dengan teknik interpretasi citra yang memiliki berbagai jenis teknik dan sangat berguna dalam proses penginterpretasi citra.
Pada citra berskala kecil atau memiliki ketinggian mata 4000 meter, mempunyai lebih banyak obyek yang teridentifikasi. Selain obyek-obyek yang telah disebutkan pada citra berskala besar, terdapat obyek lain misalnya rel kereta api, muara, sungai, dan persawahan. Banyaknya obyek-obyek ini disebabkan karena skala citra tersebut yang lebih kecil. Skala yang lebih kecil memiliki ketinggian mata lebih tinggi dibandingkan dengan skala yang lebih besar. Semakin tinggi citra tersebut diambil maka skala yang didapatkan semakin kecil. Akibatnya, obyek yang terdapat pada citra akan semakin kecil ukurannya dan semakin tidak jelas kenampakannya.  
Ketinggian mata juga mempengaruhi luas cakupan pengambilan citra. Semakin tinggi  ketinggian mata, maka cakupan citra akan semakin luas. Begitupula sebaliknya, semakin rendah ketinggian mata maka luas cakupannya akan semakin sempit. Hal ini yang menyebabkan obyek pada citra berskala besar lebih sedikit dan lebih jelas kenampakannya dari obyek citra berskala kecil.  Perbedaan ketinggian mata juga berguna untuk pemanfaatan citra  tergantung pada pengguna yang membutuhkan citra tersebut.  Apabila pengguna membutuhkan citra dengan cakupan luas, maka citra yang diambil adalah citra yang memiliki ketinggian mata  diatas 4000 meter.  Namun, apabila pengguna menginginkan citra yang kenampakan obyeknya lebih rinci maka citra yang diambil adalah citra berketinggian mata dibawah 1000 meter.


BAB V


Unsur dan teknik menginterpretasi citra memiliki fungsi untuk mempermudah proses interpretasi dan identifikasi obyek bagi para pengguna citra penginderaan jauh. Jenis, macam obyek, cara membedakan karakteristik masing-masing obyek, serta cara mengklasifikasi obyek pada citra dapat dilakukan dengan mempelajari unsur dan teknik menginterpretasi citra dan hasil klasifikasinya akan kurang lebih seperti tabel pada bab pembahasan
.
Ghozali. Keunggulan dan Manfaat Citra Penginderaan Jauh. http://www.ghozaliq.com
Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar